Minggu, 13 Juni 2010
Pembangunan Sosial Budaya
Pertemuan 5
Pembangunan Sosial Budaya
• Perkembangan yang pesat dan semakin responsif terhadap kebutuhan dan perubahan dalam masyarakat.
• Sebagai konsekuensinya, sudah selayaknya pemerintah kota memiliki rencana pembangunan sosial budaya yang dinamis, yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat, sejalan dengan tujuan Reformasi menuju masyarakat yang demokratis dan sejahtera.
• Pembangunsn Sosial Budaya harus berpijak kepada komitmen untuk menerapkan konsep dan pendekatan pembangunan sosial sebagai proses humanisasi.
• Peduli terhadap aspirasi dan potensi masyarakat lokal yang berupa modal sosial, modal insani dan sumber daya alam yang dapat dikerahkan bagi kesejahteraan masyarakat.
• Perencanaan dan pelaksana pembangunan yang memiliki sikap, pengetahuan dan teknologi untuk menerapkan pembangunan sosial sebagai suatu pendekatan.
• Pembangunan sosial budaya menghasilkan tenaga pembangunan, yang mampu mendorong partisapasi masyarakat bagi suatu pembangunan yang berkelanjutan.
• Pemerintah mempunyai tanggung jawab agar demokratisasi dan kesejahteraan dapat terwujud. Adapun yang dapat dilakukan Pemerintah Kota , melalui kegiatan seperti pelayanan dan pengabdian masyarakat serta program beasiswa bagi yang tidak mampu.
• Pembangunan Sosial dan Otonomi Lokal, maka sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Mentalitas Masyarakat Statik
• Orientasi kebelakang, lebih terpukau oleh masa lampau yang gemerlapan sebagaimana dalam sejarah – sejarah lama, tetapi kurang tanggap terhadap masa depan yang lebih faktual sebagai tantangan,
• Fatalistik, Menyerah pada nasib, inipun produk dari sejarah kemiskinan dan kesengsaraan umumnya yang kronis.
• Menimbulkan ketidakpercayaan diri dan ketergantungan yang besar terhadap entitas – entitas dominan
• Kurang inovatif dan kreatif. Dalam masyarakat statik memang sulit untuk berinovasi dan berkreasi yang bermakna bagi kesejahteraan masyarakat secara luas,
Karakter Masyarakat Statik
• Sifat indolent, lamban atau malas, banyak orang tidak merasa dikejar waktu . Beranjak dengan cepat pun tiada gunanya karena keseluruhan sistem sosial tidak mendukung atau memberikan perangsang baginya.
• Pola pikir tidak menghargai waktu atau menguasai waktu berjalan linier pula dengan pemikiran diakronik ataupun cyclus.
Mentalitas Statik
• Menilai tinggi dan mempertahankan adat istiadat dan aturan serta prosedur
• Kurang sadar mutu , karena terlampau terpikat pada apa yang sudah ada dan dianggap terbaik, maka mentalitas bekerja asal selesai dan asal ada hasilnya sangat menonjol.
• Sikap tertutup, kurang terbuka pada yang lain atau yang datang dari luar merupakan sikap dan perilaku yang khas.
• Pikiran atau pandangan dan cara – cara alternatif sebagai bahan pengambilan keputusan kurang dikenal dan agak sulit meyakonkan pada orang bermentalitas tradisionalistik.
• Mentalitas kebersamaan sangat menonjol dibanding individual . kebersamaan itu sendiri sebagai sikap dan perilaku memang mengandung nilai – nilai yang baik .
• Namun jika direntang terlampau jauh, memang menimbulkan mentalitas Konformisme dan penyakit ketergantungan serta mematikan sikap kemandirian.
posting by: Jessica Pricilia
dosen: Eko Harry Susanto
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 13 Juni 2010
Pembangunan Sosial Budaya
Pertemuan 5
Pembangunan Sosial Budaya
• Perkembangan yang pesat dan semakin responsif terhadap kebutuhan dan perubahan dalam masyarakat.
• Sebagai konsekuensinya, sudah selayaknya pemerintah kota memiliki rencana pembangunan sosial budaya yang dinamis, yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat, sejalan dengan tujuan Reformasi menuju masyarakat yang demokratis dan sejahtera.
• Pembangunsn Sosial Budaya harus berpijak kepada komitmen untuk menerapkan konsep dan pendekatan pembangunan sosial sebagai proses humanisasi.
• Peduli terhadap aspirasi dan potensi masyarakat lokal yang berupa modal sosial, modal insani dan sumber daya alam yang dapat dikerahkan bagi kesejahteraan masyarakat.
• Perencanaan dan pelaksana pembangunan yang memiliki sikap, pengetahuan dan teknologi untuk menerapkan pembangunan sosial sebagai suatu pendekatan.
• Pembangunan sosial budaya menghasilkan tenaga pembangunan, yang mampu mendorong partisapasi masyarakat bagi suatu pembangunan yang berkelanjutan.
• Pemerintah mempunyai tanggung jawab agar demokratisasi dan kesejahteraan dapat terwujud. Adapun yang dapat dilakukan Pemerintah Kota , melalui kegiatan seperti pelayanan dan pengabdian masyarakat serta program beasiswa bagi yang tidak mampu.
• Pembangunan Sosial dan Otonomi Lokal, maka sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Mentalitas Masyarakat Statik
• Orientasi kebelakang, lebih terpukau oleh masa lampau yang gemerlapan sebagaimana dalam sejarah – sejarah lama, tetapi kurang tanggap terhadap masa depan yang lebih faktual sebagai tantangan,
• Fatalistik, Menyerah pada nasib, inipun produk dari sejarah kemiskinan dan kesengsaraan umumnya yang kronis.
• Menimbulkan ketidakpercayaan diri dan ketergantungan yang besar terhadap entitas – entitas dominan
• Kurang inovatif dan kreatif. Dalam masyarakat statik memang sulit untuk berinovasi dan berkreasi yang bermakna bagi kesejahteraan masyarakat secara luas,
Karakter Masyarakat Statik
• Sifat indolent, lamban atau malas, banyak orang tidak merasa dikejar waktu . Beranjak dengan cepat pun tiada gunanya karena keseluruhan sistem sosial tidak mendukung atau memberikan perangsang baginya.
• Pola pikir tidak menghargai waktu atau menguasai waktu berjalan linier pula dengan pemikiran diakronik ataupun cyclus.
Mentalitas Statik
• Menilai tinggi dan mempertahankan adat istiadat dan aturan serta prosedur
• Kurang sadar mutu , karena terlampau terpikat pada apa yang sudah ada dan dianggap terbaik, maka mentalitas bekerja asal selesai dan asal ada hasilnya sangat menonjol.
• Sikap tertutup, kurang terbuka pada yang lain atau yang datang dari luar merupakan sikap dan perilaku yang khas.
• Pikiran atau pandangan dan cara – cara alternatif sebagai bahan pengambilan keputusan kurang dikenal dan agak sulit meyakonkan pada orang bermentalitas tradisionalistik.
• Mentalitas kebersamaan sangat menonjol dibanding individual . kebersamaan itu sendiri sebagai sikap dan perilaku memang mengandung nilai – nilai yang baik .
• Namun jika direntang terlampau jauh, memang menimbulkan mentalitas Konformisme dan penyakit ketergantungan serta mematikan sikap kemandirian.
posting by: Jessica Pricilia
dosen: Eko Harry Susanto
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Pembangunan Sosial Budaya"
Posting Komentar