Halaman

K A P I T A S E L E K T A

Minggu, 13 Juni 2010

Perbedaan Gender

Diposting oleh kapitaselekta_fikomuntar di 10.54
Pertemuan 3 Perbedaan Gender Gender tidak hanya bicara mengenai aspek biologis saja, tetapi juga dari konsekuensi aspek seseorang. Gender dengan seks tidaklah sama. Seks labih mengarah kepada laki-laki dan Perempuan, sedangkan gender adalah apakah seseorang termasuk feminim atau maskulin. Dia adalah perempuan jika dia memiliki payudara, jika dia mngalami menstruasi, jika dia bisa melahirkan, memiliki vagina,dsb. Sedangkan dia adalah perempuan jika mempunyai janggut, kumis, jakun, dsb. Contoh tersebut adalah contoh yang menyebutkan bagaimana seseorang ditempatkan dalam masyarakat berdasarkan seks. Tetapi untuk gender, seseorang dinilai feminim atau maskulin dalam masyarakat bukan karena jenis kelaminnya, melainkan karena caranya bersikap dalam bersosialisasi. Bisa saja seorang wanita yang hakikatnya bersikap feminim tetapi malah bersikap sangat maskulin. Dan begitu juga sebaliknya, seorang pria yang hakikatnya bersikap sangat maskulin tetepi malah bersikap sangat feminim. Perbedaan yang paling mendasar antara feminim dengan maskulin adalah, seorang feminim meskipun dia adalah pria, ketika menghadapi masalah dia akan merasa panik, takut, cemas, dll dan tidak menutup kemungkinan untuk melampiaskannya dengan cara menangis. Sedangkan seorang maskulin ketika menghadapi masalah cenderung memilih untuk menenangkan diri dan berpikir bagaimana baiknya menghadapi masalah ini. Oleh karena terdapat perbedaan yang mencolok antara feminim dan maskulin, maka ketika melakukan komunikasi kita harus berhati-hati. Misalnya, sepasang kekasih yang masing-masing mewakili gender feminim dan maskulin. Ketika si wanita (feminim) sedang curhat kepada si pria (maskulin), si maskulin sebenarnya mendengarkan curahat hati si feminim, namun karena dia adalah seorang maskulin maka ketika mendengarkan curahan hati si feminim, dia akan mendengarkan tanpa berkomentar satu kata pun. Jika kita tidak bisa mengatasi masalah perbedaan gender ini, pasti si feminim akan marah, krena merasa tersinggung curahan hatinya tidak mendapat tanggapan sama sekali. Tetapi jika kita curhat dengan orang feminim juga (bisa wanita atau pria) curhat tersebut akan terasa lebih hidup, karena terjadi timbal balik seperti yang diharapkan si feminim. Bahkan percakapan mereka bisa berkembang ke bahan pembicaraan yang lainnya lagi. Selain itu kita juga mengenal istilah GID yaitu Gender Identity Disorder. Yaitu suatu keadaan dimana seseorang merasa sangat bingung untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat. Yang wanita merasa dirinya adalah pria, dan yang pria merasa bahwa dirinya adalah wanita. Sehingga berubahlah mereka menjadi yang mereka inginkan, meskipun sebenarnya mereka bingung menempatkan posisi mereka sebagaimana seharusnya. Posting by: Jessica Pricilia Dosen: Henny Wirawan

0 komentar on "Perbedaan Gender"

Posting Komentar

Minggu, 13 Juni 2010

Perbedaan Gender

Pertemuan 3 Perbedaan Gender Gender tidak hanya bicara mengenai aspek biologis saja, tetapi juga dari konsekuensi aspek seseorang. Gender dengan seks tidaklah sama. Seks labih mengarah kepada laki-laki dan Perempuan, sedangkan gender adalah apakah seseorang termasuk feminim atau maskulin. Dia adalah perempuan jika dia memiliki payudara, jika dia mngalami menstruasi, jika dia bisa melahirkan, memiliki vagina,dsb. Sedangkan dia adalah perempuan jika mempunyai janggut, kumis, jakun, dsb. Contoh tersebut adalah contoh yang menyebutkan bagaimana seseorang ditempatkan dalam masyarakat berdasarkan seks. Tetapi untuk gender, seseorang dinilai feminim atau maskulin dalam masyarakat bukan karena jenis kelaminnya, melainkan karena caranya bersikap dalam bersosialisasi. Bisa saja seorang wanita yang hakikatnya bersikap feminim tetapi malah bersikap sangat maskulin. Dan begitu juga sebaliknya, seorang pria yang hakikatnya bersikap sangat maskulin tetepi malah bersikap sangat feminim. Perbedaan yang paling mendasar antara feminim dengan maskulin adalah, seorang feminim meskipun dia adalah pria, ketika menghadapi masalah dia akan merasa panik, takut, cemas, dll dan tidak menutup kemungkinan untuk melampiaskannya dengan cara menangis. Sedangkan seorang maskulin ketika menghadapi masalah cenderung memilih untuk menenangkan diri dan berpikir bagaimana baiknya menghadapi masalah ini. Oleh karena terdapat perbedaan yang mencolok antara feminim dan maskulin, maka ketika melakukan komunikasi kita harus berhati-hati. Misalnya, sepasang kekasih yang masing-masing mewakili gender feminim dan maskulin. Ketika si wanita (feminim) sedang curhat kepada si pria (maskulin), si maskulin sebenarnya mendengarkan curahat hati si feminim, namun karena dia adalah seorang maskulin maka ketika mendengarkan curahan hati si feminim, dia akan mendengarkan tanpa berkomentar satu kata pun. Jika kita tidak bisa mengatasi masalah perbedaan gender ini, pasti si feminim akan marah, krena merasa tersinggung curahan hatinya tidak mendapat tanggapan sama sekali. Tetapi jika kita curhat dengan orang feminim juga (bisa wanita atau pria) curhat tersebut akan terasa lebih hidup, karena terjadi timbal balik seperti yang diharapkan si feminim. Bahkan percakapan mereka bisa berkembang ke bahan pembicaraan yang lainnya lagi. Selain itu kita juga mengenal istilah GID yaitu Gender Identity Disorder. Yaitu suatu keadaan dimana seseorang merasa sangat bingung untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat. Yang wanita merasa dirinya adalah pria, dan yang pria merasa bahwa dirinya adalah wanita. Sehingga berubahlah mereka menjadi yang mereka inginkan, meskipun sebenarnya mereka bingung menempatkan posisi mereka sebagaimana seharusnya. Posting by: Jessica Pricilia Dosen: Henny Wirawan

0 komentar:

Posting Komentar

 

kapita selekta_fikom untar Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez